Selasa, 18 November 2014

IPA (Organ Pernapasan dan Fungsinya)

Semua hewan dan manusia membutuhkan udara untuk bernapas. Proses pernapasan
pada manusia terdiri atas beberapa tahap dengan menggunakan berbagai macam organ.
Berikut adalah organ-organ pernapasan pada manusia.


1. Hidung (Cavum Nasalis)
Rongga hidung termasuk alat pernapasan pada manusia paling luar, dan merupakan
alat pernapasan paling awal. Udara keluar masuk melalui rongga hidung. Rongga hidung
selalu lembap karena adanya selaput lendir. Di dalam rongga hidung juga terdapat
rambut-rambut pendek dan halus. Selaput lendir dan rambut-rambut halus ini berfungsi
menyaring debu dan kotoran yang masuk bersama udara, melekatkan kotoran pada
rambut hidung, mengatur suhu udara pernapasan, dan mengenali adanya bau. Di dalam
rongga hidung juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah berfungsi
menghangatkan udara yang masuk. Bagian belakang rongga hidung terhubung dengan
nasofaring melalui dua lubang yang disebut choanae.

Udara bebas tidak hanya mengandung oksigen, tetapi juga gas-gas lain. Misalnya, karbon
dioksida (CO2), belerang (S), dan nitrogen (N2). Gas-gas tersebut ikut terhirup, tetapi
hanya oksigen yang dapat berikatan dengan darah. Selain sebagai organ pernapasan,
hidung juga merupakan indra pembau yang sangat sensitif. Dengan kemampuan tersebut,
manusia dapat terhindar dari menghirup gas-gas beracun atau berbau busuk yang mungkin mengandung bakteri dan bahan penyakit lainnya. Dari rongga hidung, udara
selanjutnya akan mengalir ke tenggorokan.


2. Tenggorokan (Faring)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan persimpangan antara 2
saluran, yaitu rongga hidung ke tenggorokan (saluran pernapasan/
nasofarings) pada
bagian depan dan rongga mulut ke kerongkongan (saluran pencernaan/
orofarings)
pada bagian belakang. Pada bagian belakang
faring terdapat laring. Laring disebut pula
pangkal tenggorok. Pada
laring terdapat pita suara (pita vocalis) dan epiglotis atau katup
pangkal tenggorokan.
Masuknya udara melalui
faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar
sebagai suara. Pada waktu menelan makanan,
epiglotis menutupi laring sehingga
makanan tidak masuk ke dalam tenggorokan. Sebaliknya pada waktu bernapas,
epiglotis
akan membuka sehingga udara masuk ke dalam laring kemudian menuju tenggorokan.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan
karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian,
saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi
bersamaan dan mengakibatkan gangguan kesehatan.
Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan
juga sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan.
Faring juga menyediakan ruang
dengung (resonansi) untuk suara percakapan.


3. Batang Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berbentuk seperti pipa dengan panjang kurang lebih 10 cm dan terletak
sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (
torak). Dinding tenggorokan tipis dan
kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga
bersilia. Siliasilia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
Di paru-paru
trakea bercabang dua membentuk bronkus. Dinding tenggorokan terdiri
atas tiga lapisan berikut.
1. Lapisan paling luar terdiri atas jaringan ikat.
2. Lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan.
Trakea tersusun atas
16–20 cincin tulang rawan yang berbentuk huruf C. Bagian belakang cincin tulang
rawan ini tidak tersambung dan menempel pada esofagus. Hal ini berguna untuk
mempertahankan
trakea tetap terbuka.
3. Lapisan terdalam terdiri atas jaringan epitelium bersilia yang menghasilkan banyak
lendir. Lendir ini berfungsi menangkap debu dan mikroorganisme yang masuk saat
menghirup udara.
Selanjutnya, debu dan mikroorganisme tersebut didorong oleh gerakan silia menuju
bagian belakang mulut. Akhirnya, debu dan mikroorganisme tersebut dikeluarkan dengan
cara batuk.
Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk bersama
udara pernapasan.
Batang tenggorok (
trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan. Di dalam rongga
dada, batang tenggorok bercabang menjadi dua cabang tenggorok (
bronkus). Di dalam
paru-paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil
disebut
bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung
paru-paru (
alveolus).


4. Pangkal Tenggorokan (Laring)
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring berada di antara
orofaring dan
trakea, di depan lariofaring. Salah satu tulang rawan pada laring disebut
epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring. Bagian dalam dindingnya
digerakkan oleh otot untuk menutup serta membuka glotis. Glotis adalah lubang mirip
celah yang menghubungkan
faring dengan trakea.
Laring diselaputi oleh membran mukosa yang terdiri atas epitel berlapis pipih yang cukup
tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada
laring. Fungsi utama
laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya udara.
Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Pangkal
tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (
epiglotis). Pada waktu menelan
makanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katu
membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada
udara dari paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara.


5. Cabang Tenggorokan (Bronkus)
Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan. Jumlahnya sepasang, yang satu menuju
paru-paru kanan dan yang satu menuju paru-paru kiri. Struktur lapisan mukosa
bronkus
sama dengan trakea, namun tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur.
Batang tenggorokan bercabang menjadi dua
bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah
kanan. Kedua
bronkus menuju paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus.
Bronkus sebelah kanan (bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus
sekunder
). Bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Cabang-cabang
yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru atau
alveolus. Dinding alveolus
mengandung kapiler darah. Melalui kapiler-kapiler darah dalam
alveolus inilah oksigen
dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi utama
bronkus adalah menyediakan jalan
bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.
Bronkus yang ke arah kiri lebih panjang, sempit, dan mendatar daripada yang ke arah
kanan. Hal inilah yang mengakibatkan paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit.
Struktur dinding bronkus hampir sama dengan
trakea. Perbedaannya dinding trakea
lebih tebal daripada dinding bronkus.


6. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus. Bronkiolus bercabang-cabang menjadi saluran
yang semakin halus, kecil, dan dindingnya semakin tipis.
Bronkiolus tidak mempunyai
tulang rawan tetapi rongganya bersilia. Setiap
bronkiolus bermuara ke alveolus. Ciri khas
bronkiolus adalah tidak adanya tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya. Fungsi
bronkiolus adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang kita hirup agar
mencapai paru-paru.


7. Paru-Paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas. Pada bagian samping dibatasi oleh
otot dan rusuk. Di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru
ada dua bagian, yaitu paru-paru kanan (
pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan
paru-paru kiri (
pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua
selaput tipis, disebut
pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru
disebut
pleura dalam (pleura visceralis). Selaput yang menyelaputi rongga dada yang
bersebelahan dengan tulang rusuk disebut
pleura luar (pleura parietalis).
Paru-paru tersusun oleh
bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia dan
di bagian ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap
bronkiolus
terminalis
bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi, kemudian menjadi duktus
alveolaris
. Pada dinding duktus alveolaris mangandung gelembung-gelembung yang
disebut
alveolus.


8. Alveolus
Bronkiolus bermuara pada alveol (tunggal: alveolus). Alveol berupa struktur berbentuk
bola-bola mungil yang diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah. Dindingnya tipis, lembap,
dan berlekatan erat dengan kapiler-kapiler darah.
Alveolus terdiri atas satu lapis sel
epitelium pipih dan di sinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara. Epitel
pipih yang melapisi
alveoli memudahkan darah di dalam kapiler-kapiler darah mengikat
oksigen dari udara dalam rongga
alveolus. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya
perluasan daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas O
2 dari udara
bebas ke sel-sel darah dan CO
2 dari sel-sel darah ke udara.



Sumber: http://hedisasrawan.blogspot.com, 19 november 2013

1 komentar:

  1. Titsilite sunscreen with zinc oxide and titanium dioxide
    The Titsilite has titanium mig 170 a unique titanium wallet UV-free surface that gives you an enhanced performance without titanium knee replacement the need to make any changes apple watch titanium vs aluminum in color. Titsilite is titanium wedding band made by

    BalasHapus